A. Survai Tanah
Tanah sebagai Akumulasi tubuh alam
bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi, mampu menumbuhkan tanaman,
karena memiliki sifat – sifat sebagai akibat pengaruh jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dan keadaan relief tertentu selama jangka waktu
tertentu pula.
Tujuan survai tanah adalah
mengklasifikasi, menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah –
tanah yang sama atau hampir sama sifatnya kedalam satuan peta tanah tertentu.
Sifat – sifat dari masing – masing
satuan peta secara singkat dicantumkan dalam legenda, sedang uraian lebih
detail di cantumkan dalam laporan survai tanah yang selalu menyertai peta
terrsebut. Disamping itu dilakukan interpretasi kemampuan tanah dari masing –
masing satuan peta tanah untuk penggunaan – penggunaan tanah tertentu.
Penelitian tanah umumnya di mulai
dengan pengamatan profil tanah di lapang. Profil tanah terdiri dari beberapa
horizon tanah yang kurang lebih sejajar denga permukaan tanah dan di bedakan
satu sama lain atas dasar warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat – sifat
kimia, susunan mineral dan lain – lain.
B. Peta Tanah
Peta adalah alat pemberita visuil
suatu wilayah. Jadi Peta Tanah adalah menggambarkan penyebaran beberapa satuan
tanah dalam berbagai luas lahan. Dengan skala tertentu peta tanah memberitakan
keadaan tanah dan lahan sesuai dengan nama petanya. Berita tersebut dijelaskan
dalam legenda peta yang biasanya tertera di pojok bawah peta tersebut.
Pembedaan tiap satuan diwujudkan
dengan warna dan nomor. Legenda peta tanah mempunyai warna dan nomor sama
dengan warna dan nomor yang terdapat dalam peta. Bagian lahan yang di gambarkan
dengan warna dan nomor – nomor sama, tergolong dalam satu kesatuan peta. Masing
– masing satuan peta memiliki persamaan sifat – sifat tanah dan wilayah.
Walaupun pada dasarnya peta ini
dibuat untuk tujuan pertanian, namun tidak menutup kemungkinannya untuk
dimanfaatkan dalam bidang – bidang lain seperti halnya dalam bidang
engineering.
C. Cara – cara Survai Tanah
Cara survai tanah terinci sebagai
kategori terendah merupakan dasar untuk mengetahui survai tanah. Untuk kategori
lebih tinggi caranya lebih sederhana dan lebih kasar. Dari hasil survai tanah
secara terperinci dapat dibuat peta dari tanah dengan kategori lebih tinggi,
tetapi sebaliknya tidak mungkin survai tanah ditinjau membuat peta tanah
terinci, karena akan memasukkan dan menambah masalah. Meskipun demikian survai
tanah kategori tinggi pun tidak mungkin dikerjakan oleh orang yang sama sekali
baru.
Untuk dapat menghasilkan peta tanah
yang baik perlu dilakukan survai tanah yang cermat dan teliti baik dari segi
kartografi maupun dalam segi klasifikasi tanahnya. Pengamatan – pengamatan
dilapang harus dilakukan dengan teliti dan penggambaran titik – titik
pengamatan kedalam peta harus tepat.
Pengamatan yang baik di lapang
tetapi salah meletakkan atau menggambarkan dalam peta akan menghasilkan peta
tanah yang salah yang tidak dapat bermanfaat untuk digunakan. Oleh karena itu
untuk dapat menghasilkan peta tanah yang baik dan benar di perlukan Persiapan,
Palaksanaan Lapang, dan Pengolahan data yang sebaik – baiknya.
1. Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap
studi pustaka yaitu meneliti dan mengkaji pustaka yang telah ada tentang
keadaan tanah didaerah tersebut. Dengan demikian gambaran kasar tentang daerah
yang akan diteliti telah di dapat.
Sebagai landasan untuk dapat
melaksanakan survai tanah dan agar tidak terhambat dalam kerja lapang, seorang
petugas survai tanah sebelumnya harus memahami segala sesuatu mengenai
klasifikasi dan survai tanah.
Dalam tahapan ini berbagai data yang
perlu diteliti terutama : peta topografi, peta geologi, iklim dan hidrologi,
pola drainase, penggunaan tanah dan tata guna hutan kesepakatan, penduduk dan
sarana angkutan (komunikasi) dan lain – lain.
Alat – alat perlengkapan yang perlu
dipersiapkan untuk survai tanah, antara lain terdiri dari : 2 buah bor tanah, 2
buah kompas, 2 buah altimeter, 500 buah kantong plastik untuk tempat contoh
tanah, sebuah pH-meter, buku Munsell Soil Color Chart, 2 buah rol meter ukuran
2 meter, cangkul, sekop dan daftar isian untuk mencatat hasil pemboran dan
kertas – kertas label.
Salah satu sarana yang sangat
penting untuk dipersiapkan dalam tahap ini adalah Peta Dasar. Peta dasar adalah
suatu peta yang dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan pengamatan tanah
dilapang. Pata dasar yang baik, adalah yang di samping dapat menunjukkan lokasi
– lokasi geografis secara tepat juga dapat memberi petunjuk kemungkinan
penyebaran berbagai jenis tanah di daerah tersebut.
Untuk tujuan ini maka potret udara
atau peta topografi dengan skala yang sesuai telah digunakan. Potret udara atau
peta topografi yang diperlukan pada dasarnya harus mempunyai skala yang lebih
besar daripada peta tanah yang di buat. Apabila potret udara tidak tersedia
maka di perlukan peta topografi yang baik sebagai peta dasar. Peta ini harus
lengkap dengan garis kontur sesuai dengan skalanya, sehingga mudah dibedakan
bentuk – bentuk wilayah di daerah tersebut. Berdasar atas penyebaran bentuk
wilayah ini pulalah maka rencana pengamatan lapang akan di buat.
2. Survai
Pendahuluan
Suvei pendahuluan bertujuan
mempersiapkan survai utama yang akan datang di lokasi survai. Selain menyiapkan
segi – segi administrasi, survai pendahuluan bertujuan untuk melakukan
orientasi di daerah survai untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang kondisi
lapangan dan identifikasi masalah – masalah yang mungkin di dapat.
Dalam kesempatan ini perlu dilakukan
beberapa pengamatan pendahuluan tentang jenis – jenis tanah yang terdapat,
penggunaan tanah serta keadaan lingkungan dan membandingkan dengan hasil
penafsiran potret udara. Modifikasi rencana kerja mungkin dilakukan sesuai
dengan hasil survai pendahuluan ini.
3. Survai
Utama
Survai utama merupakan kegiatan
utama di lapang dalam program survai dan pemetaan tanah ini. Tugas survsi utama
adalah melakukan identifikasi jenis – jenis tanah dan faktor – faktor lain yang
mempengaruhi kemampuan lahan (seperti lereng, keadaan batu, bahaya banjir dan
sebagainya), serta menentukan penyebarannya di daerah tersebut.
Jenis – jenis tanah di tentukan
berdasar atas pengamatan profil tanah di lapang di bantu dengan hasil analisis
tanah di laboratorium terhadap contoh – contoh tanah yang diambil dari masing –
masing horison tanah tersebut. Batas – batas penyebaran jenis tanah di tentukan
dengan pemboran baik secara sistematik ataupun secara teknis.
Setiap kegiatan survai tanah dan
pemetaan tanah harus disertai dengan pembuatan naskah laporan. Laporan ini
menguraikan lebih detil tentang cara – cara pelaksanaan survai, peta dasar yang
digunakan, dan hasil dari survai tersebut. Sifat – sifat dari masing – masing
satuan peta perlu diuraikan secara terperinci dan di interprestasikan
kemampuannya untuk penggunaan – penggunaan tertentu. Kriteria yang di
pergunakan dalam interprestasi perlu dijelaskan. Rekomendasi dan cara – cara
penggunaan dan pengolahan lahan perlu diberikan sesuai dengan sifat – sifat
tanah yang ditemukan.
Pada umumnya laporan – laporan
survai tanah memuat Bab – bab berikut :
I.
PENDAHULUAN
II.
KEADAAN FISIK DAN LINGKUNGAN
( Lokasi, Perhubungan,
Iklim, Hidrologi, Bentuk Wilayah, Geologi, Penggunaan lahan, Vegetasi, Agronomi
)
III.
KEADAAN TANAH
( Proses pembentukan
lahan, klasifikasi tanah, satuan peta tanah, uraian satuan peta tanah: sifat –
sifat morfologi, kesuburan, sifat fisik, penyebaran dan lain – lain )
IV.
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN
( Untuk tanaman
Palawija, padi sawah, tanaman perkebunan, daan lain – lain )
V.
PEMBAHASAN
VI.
KESIMPULAN
VII.
SARAN – SARAN REKOMENDASI
Disamping itu setiap
laporan harus dilengkapi dengan peta – peta berikut :
·
Peta lokasi daerah survai
·
Peta geologi
·
Peta Vegetasi / penggunaan lahan
·
Peta bentuk wilayah / fisiografi
·
Peta tanah
·
Peta kemampuan lahan, dan Peta
rekomendasi penggunaan tanah